Thursday, November 6, 2008

Pembuktian Filosofis



Sejumlah ahli filsafat sepakat mengadakan perjalanan bersama untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ciptakan. Mereka mengembara dari negeri satu ke negeri yang lain karena sampai saat itu belum ada yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Suatu hari sampailah mereka di kota di mana Mullah Nasruddin tinggal. Mengetahui maksud kedatangan mereka, gubernur setempat menampilkan Nasruddin sebagai lawan mereka dalam perdebatan. Gubernur memberitahu Nasruddin bahwa mereka telah mengalahkan para ahli pikir. Gubernur juga menyarankan agar Nasruddin mengajak mereka berbincang-bincang untuk bisa membaca jalan pikiran mereka. Tetapi Nasruddin menolak.

"Itu tak perlu", kata Nasruddin, "semakin tidak tahu jalan pikiran mereka akan semakin baik sebab saya tidak akan berpikir seperti mereka, semakin sulit pula mereka menjebak saya dengan kesemuan pikiran mereka."

Perdebatan ini digelar di panggung terbuka yang dibanjiri penonton dari seluruh pelosok negeri. Ahli filsafat pertama maju dan memulai perdebatan.

"Di mana pusat bumi ini sesungguhnya?" Ia bertanya kepada Nasruddin.
Nasruddin menunjuk dengan pensilnya. "Pusat bumi sebenarnya tepat di bawah kaki keledaiku."
"Bagaimana Anda bisa membuktikannya?"
"Ambillah pita pengukur dan ukurlah!"
Filsuf pertama terdiam. Lalu filsuf kedua maju dan bertanya: "Berapakah jumlah bintang di langit?"
"Jumlahnya sama persis dengan jumlah bulu keledaiku", jawab Nasruddin dengan santai.
"Siapa pun yang tidak percaya silakan menghitung keduanya."
Filsuf kedua pun bungkam. Filsuf ketiga merasa jengkel terhadap Nasruddin dan jawaban-jawabannya. Maka ia maju dan berkata, "Nampaknya kau tahu banyak tentang keledaimu. Kalau begitu tahukah kau jumlah bulu pada ekor keledaimu?"
"Tentu", sahut Nasruddin dengan cepat dan meyakinkan. "Jumlahnya sama persis dengan bulu jenggotmu."
"Bagaimana kau bisa membuktikannya?"
"Mudah sekali, Kau cabut sehelai bulu ekor keledaiku, pada saat bersamaan aku akan mencabut sehelai jenggotmu. Bila ternyata bulu ekor keledaiku dan jenggotmu tidak habis dalam waktu yang sama, maka aku akan mengaku kalah."

Tentu saja, filsuf ketiga tidak rela kehilangan jenggotnya. Akhirnya mereka mengangkat Nasruddin sebagai suhu mereka.