Karakteristik Lingkungan Bisnis
Krisis ekonomi, perubahan pemerintahan, dan pelbagai gejolak social-ekonomi-politik di tahun 1997 telah menyebabkan turbulensi kuat dalam lingkungan bisnis. Pukulan terbesar dialami oleh para taipan bisnis sebab mereka mempunyai penetrasi pasar yang luas. Pedagang kecil mendapat pengaruh lebih kecil berhubung lingkungan bisnis bersifat tertutup sehingga gejolak yang terjadi di luar lingkungan bisnisnya tidak banyak berpengaruh.
Perubahan lingkungan bisnis mau tak mau mengondisikan pelaku bisnis untuk memiliki daya adaptasi agar tetap survive. Merujuk ke teori evolusi Darwin (The Survival of the Fittest), pelaku bisnis harus siap beradaptasi di lingkungan baru yang sangat kompetitif dan siap mengadakan perubahan baik dalam visi, misi, struktur, kultur, maupun system bisnis. Manusia tetap eksis karena adaptasi. Dinosaurus yang tidak adaptable, punah dimakan zaman. If you don’t change, the competitor will change you!
Menurut Emery & Trist, ada empat jenis lingkungan bisnis yang bermula dari entitas relatif tertutup ke entitas yang relatif terbuka. Keempat entitas usaha itu adalah: Placid – randomized Environment, Placid-cluster Environment, Disturbed-reactive Environment, dan Turbulent Environment. Berikut ini diuraikan karakteristik dari tiap entitas bisnis tersebut. Keempat level entitas bisnis juga menggambarkan perkembangan sisi kompleksitas transaksi bisnis dan interaksi internal maupun eksternal pelaku bisnis dengan lingkungan usaha.
1. Placid-randomized Environment
Pasar dalam entitas ini adalah perfect competition. Karakteristik perfect competition tidak ditemukan dalam dunia nyata. Konsep ini diciptakan oleh ahli ekonomi untuk memperlihatkan bagaimana jika perekonomian sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar; diatur sepenuhnya oleh the invisible hands. Ada pun sejumlah asumsi dikenakan pada pasar perfect competition sebagai berikut:
- Pelaku bisnis serba tahu (memiliki perfect knowledge) sehingga informasi yang dimiliki bersifat simetris.
- Produk yang dijual bersifat homogen
- Sumberdaya bisa berpindah-pindah dan dibagi-bagi tanpa biaya
- Merupakan kompetisi atomistic dan random
- Bebas masuk maupun keluar (berdiri maupun bangkrut)
- Bebas biaya transaksi (zero)
Kalau semua asumsi ini terpenuhi, ekonomi dapat diatur oleh mekanisme pasar. Impossible bukan?!
Karena serba tahu, pelaku bisnis cukup memantau saja. Berhubung skala bisnis masih kecil, untuk survive, adaptasi hanya membutuhkan proses pembelajaran dari transaksi eksternal. Tak ada yang mempersulit, semuanya berada di tangan sendiri (controllable). Proses bisnisnya adalah flow/Process Productivity yang diperhitungkan melalui output per unit dibagi input.
Dalam entitas ini, interaksi dan transaksi melulu bersifat ekonomis, relatif tidak berubah (statis). Permintaan (demand) tersebar secara acak, perubahan terjadi dengan lambat, ketidakpastian kecil. Karena perubahan sangat lambat dan acak, pengambilan keputusan manajerial jarang mempertimbangkan faktor lingkungan.
Sudah adakah isu Good Corporate Governance (GCG)?
Dalam entitas bisnis ini, tak ada yang mempersulit, semuanya relatif terkontrol dan berada dalam tangan sendiri. Tia sangat akuntabel karena tidak ada perbedaan antara owner dan manajer. Dan berhubung tia memiliki perfect knowledge, bisnis sangat transparan. Responsibility pun tak teragukan karena investasi umumnya berasal dari modal sendiri. Jadi, di entitas ini, belum ada isu GCG.
Karakteristik akuntansi:
- Karena belum ada transaksi internal, yang dibutuhkan hanya financial accounting
- Berhubung harga adalah given, kinerja entitas hanya bergantung pada efisiensi internal yang terkendali
- Tidak ada opportunity costs/benefits
- Karena apa yang diharapkan selalu menjadi kenyataan, entitas usaha belum membutuhkan sistem anggaran maupun rencana. Seperti Adam dan Hawa di Taman Eden, semua tersedia, tidak butuh rencana. Bila orang katakan: “Percuma bikin rencana kalau masa depan uncertainty”. Terbalik! Justru dalam situasi uncertainty, rencana dibutuhkan. Kondisi ini menimpa entitas-entitas seperti dipaparkan berikut ini.
2. Placid-cluster Environment
Di sini berlaku pasar imperfect competition, mulai berkenalan dengan transaksi internal dan struktur hirarki. Entitas mulai membutuhkan strategi tentang tujuan/target yang ingin dicapai dan menyusun taktik untuk mewujudkannya. Di samping proses pembelajaran dari transaksi eksternal, entitas butuh proses perencanaan karena adanya factor uncertainty. Dalam entitas sebelumnya, full capacity pasti tercapai karena skala yang kecil. Tetapi entitas kedua ini (karena skala lebih besar) membutuhkan taktik untuk memaksimalkan capacity. Di sini dapat terjadi perbedaan antara realisasi dengan target yang diinginkan. Jika produktivitas melebihi target, entitas bisa peroleh opportunity benefit. Sebaliknya bila kurang dari target akan menimbulkan opportunity cost. Maka dikenal istilah bounded productivity; produktivitas terikat (realisasi minus target)
Dalam entitas ini, interaksi dan transaksi mulai mempertimbangkan faktor sosial-budaya (di samping motif ekonomi). Kompleksitas, size, dan transaksi makin bertambah. Tuntutan perubahan ada, namun tidak dalam artian drastis atau cepat. Untuk survival, di samping proses pembelajaran (interaksi lingkungan ekternal ke internal), entitas membutuhkan proses perencanaan (interaksi lingkungan internal ke eksternal). Permintaan lebih berkelompok daripada acak. Ini berarti gaya-gaya (forces) dalam lingkungan bertautan satu sama lain. Para penyalur dapat bergabung untuk membentuk suatu powerful coalition. Dalam entitas ini, faktor lingkungan harus lebih banyak dipelajari (daripada entitas randomized) sehingga organisasi dalam lingkungan itu termotivasi untuk melakukan perencanaan jangka panjang dan struktur perusahaan cenderung tersentralisasi. Di samping faktor market, entitas mulai mempertimbangkan lingkungan non-market.
Apakah di sini sudah ada isu GCG?
Lingkungan memang sudah berbeda. Kompleksitas dan transaksi pun bertambah. Fairness dan accountability mungkin sedikit relevan demi menciptakan nilai kredibilitas pada bank. Dalam aspek transparansi, kendati bukan lagi serba tahu (seperti perfect competition), namun belum terlalu kompleks sehingga membutuhkan transparansi. Dengan kata lain, apa yang dilakukan bawahan masih relatif terkontrol. Jadi, belum ada isu GCG yang menuntut perhatian.
Karakteristik Akuntansi
- Berhubung sudah ada transaksi internal, maka seiring perkembangan skala usaha, mulai dibutuhkan akuntansi manajemen, termasuk pula system anggaran. Berbeda dari akuntansi tradisional, akuntansi manajemen mencatat baik transaksi eksternal maupun internal. Manajemen akuntansi menciptakan system alokasi sumberdaya yang efisien misalnya melalui transfer pricing, penilaian proyek berdasar kriteria payback period, NPV, IRR, dll.
- Pasar yang tidak lagi sempurna memerlukan perencanaan dan pengendalian keuangan melalui financial budgeting. Namun berhubung territory, lini produk, dan sumberdaya belum terlalu luas, budgeting masih sederhana.
- Sejauh rencana masuk akal, aggregate net opportunity cost/benefit dapat dihitung
3. Disturbed-reactive Environment.
Dalam entitas ini, berlaku pasar oligopolistic competition. Di samping bersifat ekonomis dan sosial-budaya, transaksi dan interaksi meluas ke faktor politis. Aspek lingkungan non-market makin menuntut perhatian. Satu atau lebih organisasi pesaing dalam lingkungan mungkin cukup besar untuk mempengaruhi. Jika terdapat hanya beberapa pemain, bisa jadi muncul bahaya kartel di mana pemain-pemain membuat kesepakatan menentukan harga bersama dan menghentikan peperangan. Arena persaingan menuntut fleksibilitas untuk survive dan struktur organisasi cenderung desentralisasi.
Di samping proses pembelajaran dan perencanaan, untuk dapat survive, bisnis mulai harus menambah proses sistem untuk menciptakan interaksi internal terbaik. Konsep produktivitas berubah menjadi konsep produktivitas sistemik. Ukurannya adalah benchmarking ke sistem (competitor) terbaik. Misalnya dalam hal defect, delivering time, customer service, dll.
Sudah adakah isu GCG?
Di sisi fairness, berhubung sudah memasuki interaksi politis, entitas ini mulai membentuk lobi-lobi bisnis-politis. Pelaku mulai menanamkan power dalam kebijakan birokrat, pembuatan undang-undang, atau peraturan pemerintah berkaitan dengan kepentingan bisnis. Skala bisnis belum sampai borderless sehingga negara/birokrat masih bisa menentukan undang-undang yang disepakati bersama pelaku usaha. Isu transparansi pun belum menonjol karena pemerintah masih bisa mengontrol dengan pelbagai mekanisme hukum. Isu GCG sudah mulai bertiup, tetapi masih dalam skala tidak terlalu besar.
Karakteristik akuntansi:
- Transaksi internal menjadi semakin kompleks
- Validitas financial accounting semakin perlu diteliti berhubung operating cycle yang semakin panjang
- Stakeholders semakin meluas, tidak hanya terbatas pada owner
- Diperlukan segmentasi organisasi secara berjenjang menurut otoritas
- Span of control yang terbatas menuntut perlunya management control system dan responsibility accounting
- Keunggulan daya saing ditentukan oleh efisiensi yang tergantung pada kinerja sistem internal yang menghasilkan value added.
Meskipun kapitalis, campur tangan pemerintah sebagai wasit masih diperlukan. Pertemuan antara dua kepentingan; big business dan big labor, bisa saja menimbulkan chaos. Perlu penengah Big Government seraya mempertahankan keseimbangan peranan karena konsep kapitalis menghendaki intervensi pemerintah diminimalisasi.
4. Turbulent Environment
Di lingkungan ini berlaku pasar hyper competition. Di samping mencakup tiga proses yang dikenal dalam entitas-entitas sebelumnya, lingkungan yang amat ganas dan kompleks ini harus mempertimbangkan proses lingkungan (interaksi eksternal vs eksternal). Aspek non-market menjadi makin penting. Peningkatan kompleksitas dan interaksi membawa entitas ini meluas ke skala global.
Lingkungan turbulen merupakan lingkungan yang paling dinamik dengan ketidakpastian terbesar. Perubahan selalu terjadi dan unsur-unsur dalam lingkungan saling terkait satu sama lain. Dengan perubahan bersama-sama , unsur-unsur dalam lingkungan menciptakan compounded changes effect terhadap perusahaan. Pada lingkungan yang turbulen perusahaan mungkin harus selalu mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru sebagai dasar untuk survive. Juga harus selalu mengevaluasi hubungannya dengan competitor. Orientasi lebih diarahkan pada aliansi daripada kompetisi. Perhatian besar juga ditujukan pada manajemen hubungan dengan pelanggan (CRM) dan pemasok (SCM).
Adakah isu GCG? Pasti! Ukuran fairness bukan lagi terbatas pada kebijakan nasional melainkan global. Accountability pun disesuaikan dengan standar internasional. Entitas yang berorientasi jauh ke depan serta-merta harus berkiblat global. Tanpa standar yang berlaku universal, investor asing tidak akan tertarik untuk berinvestasi. Disinilah isu GCG mendapat perhatian besar.
Karakteristik akuntansi:
- Financial accounting mengalami kesulitan untuk mengukur intangible assets. Kaplan menyimpulkan bahwa organisasi di era 2000-an terdiri dari 10-15% tangible assets dan 85-90% intangible assets. Financial accounting tidak memadai lagi karena yang dicatat hanya tangible assets. Misalnya: biaya pendidikan atau training dicatat sebagai expense. Padahal aktivitas ini menaikkan nilai perusahaan, tapi nilai tambah ini tidak masuk ukuran dalam laporan keuangan financial accounting.
- Karena lingkungan borderless, stakeholders pun makin heterogen
- Definisi management accounting mengalami modifikasi; tidak terbatas pada data dan informasi keuangan.
- Yang penting bukanlah accounting biaya, melainkan manajemen biaya.
- Visi dan strategi dijabarkan secara hirarkis hingga ke bawah (personal objectives) dengan rangkaian sebab-akibat yang jelas (lead and lag indicators)
Menurut Prahalad dan Hamel, ada banyak factor yang menyebabkan perubahan lingkungan yang menciptakan tekanan untuk mengadakan pemikiran ulang yang radikal untuk menghadapi globalisasi. Faktor-faktor itu antara lain:
- Deregulasi
- Perubahan struktur
- Excess capacity (apa yang diproyeksikan jauh dari kenyataan)
- Merger dan akuisisi
- Kepedulian terhadap lingkungan (mis: isu global warming)
- Perubahan ekspektasi customer
- Technological discontinuities
- Emergent of trading blocks
- Global competition
- Makin mengecilnya proteksionisme
Perubahan yang dituntut bukan hanya struktur, tetapi juga kultur dan sistem. Jika era lama berlaku “The Big is beautiful”, di lingkungan global menjadi “The small is beautiful”. Konsep yang trend adalah “lean”; bagaimana organisasi dibuat “langsing”; buang lemak agar bisa lari kencang di era globalisasi. Transformasi ini diwujudkan dengan delayering dan outsourcing. Sistem kembali ke mekanisme pasar. Perbandingan tuntutan perubahan sebelum dan sesudah lingkungan turbulent tergambar berikut ini:
Pre-turbulance:
- transaksi internal berbasis otoritas; top-down (aba-aba dari atas)
- investasi menonjol dalam tangible asset
- mengukur secara financial
- pre-operating cost dalam mass production belum dominan sehingga yang dikontrol adalah biaya operasional
- laporan bersifat fragmentaris (unbalanced scorecard)
Turbulance:
- transaksi internal berbasis proses/aktivitas
- investasi menonjol dalam intangible asset
- ukuran financial dan non-financial
- pre-operating cost dalam mass production menjadi makin mahal sehingga yang dikontrol adalah biaya pra-operasional
- laporan terintegrasi dengan visi dan strategi organisasi (balanced scorecard)
Dalam lingkungan turbulent, penting untuk melihat strategi secara holistik. Visi, misi, dan strategi harus diturunkan (cascading) dari level corporate, divisi, unit bisnis strategi, hingga personal. Perubahan lingkungan yang drastis menuntut perubahan paradigma, visi-misi-strategi, sistem maupun kultur organisasi.
Perubahan paradigma:
Lama: Baru:
Competition Coopetition
Hirarkis Network
Mekanistik Organismik
Otokratis Partisipatif
Konfrontasi ko-eksistensi
Perubahan visi, misi, dan strategi:
Lama: Baru:
Production oriented Consumption oriented
Owners oriented Stakeholders oriented
Promoting perfect Sustaining economic rent
Competition
Perubahan struktur:
Lama: Baru:
Hirarkis Networking
Authority-based vertical Process-based horizontal
Rigidity Flexibility
Perubahan system:
Lama: Baru:
Mekanistik Organismik
Sequential Simultan
Analytical Configurational
Intertemporal Spatial
Perubahan kultur:
Lama: Baru:
Autocratic confrontatif Partisipatif ko-eksistensi
Intermediation Deintermediation
Disintegrasi Integrasi
***Lianto (Catatan Kuliah)
No comments:
Post a Comment