Tuesday, July 29, 2008

Nyawa Tambahan Manusia



Konon kabarnya, pada suatu ketika, malaikat maut memanggil utusan dari segala makhluk untuk mendengarkan hasil sidang paripurna surgawi. Diputuskan bahwa umur semua makhluk cukup 25 tahun saja. Keputusan ini menuai protes sengit dari utusan manusia. “Gak bisa dong. Mau buat apa dengan umur 25 thn? Pada usia itu, sebagian dari kami baru selesai kuliah atau mulai bekerja, belum sempat nikmati indahnya hidup ini sudah harus berpulang. Gak bisa, gak bisa.”
Utusan kuda maju dan berkata, “Kami tidak ingin berlama-lama hidup di dunia. Manusia selalu mengeksploitasi tenaga kami untuk berperang atau menjadikan kami kuda pedati. Biarlah kami berikan 15 tahun umur kami untuk manusia. Cukuplah 10 tahun kami hidup di dunia."

Umur manusia tambah 15 tahun menjadi 40 tahun. Barangsiapa yang berumur 26-40 tahun, ingatlah bahwa nyawa Anda adalah nyawa kuda. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa di usia itu, manusia harus banting tulang dan berpacu dalam hidup, seperti seekor kuda.

Ternyata manusia belum puas dengan tambahan usia itu dan masih terus memprotes. Melihat itu, sapi dengan langkah pelan maju. “Biarlah kami sumbangkan 15 tahun hidup kami untuk manusia. 10 tahun cukuplah untuk kami. Biasanya juga gak sampai 10 tahun kami telah kehilangan nyawa karena dijadikan sapi potong. Manusia terlalu jahat. Kalau bukan dijadikan alat membajak sawah, kami dijadikan sapi perah. Bahkan ada penyakit yang diberi nama ‘sapi gila’”.

Umur manusia bertambah 15 tahun lagi menjadi 55 tahun. Pada usia ini, umumnya manusia telah melewati usia berpacu dengan hidup atau sudah memiliki penghidupan yang lebih layak. Barangsiapa berumur 41-55, ingatlah bahwa nyawa Anda adalah nyawa sapi. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa di usia itu, manusia harus ‘diperah’ entah oleh pejabat yang korup, oleh suami yang pengangguran atau isteri yang hobbynya shopping melulu, atau oleh anak-anaknya yang nuntut ini-nuntut itu.

Dasar manusia itu makhluk tak kenal puas. Masih belum cukup umur hidup 55 tahun. Manusia masih menggerutu, bahkan mengancam akan mengumpulkan preman untuk demonstrasi. Anjing maju dan berkata lantang, “Berikan saja 15 tahun nyawa kami untuk makhluk yang tak kenal budi itu. Kami juga gak mau hidup lama-lama di dunia. Paling banter kami dijadikan penjaga rumah. Kalo lagi marah pada sesamanya, manusia selalu berteriak: “Anjing kau!” Mereka selalu melecehkan kami”.

Umur manusia bertambah lagi menjadi 70 tahun. Barangsiapa berumur 56-70 tahun, ingatlah bahwa nyawa anda adalah nyawa anjing. Oleh karena itu jangan heran kalo di usia ini Anda berfungsi sebagai penjaga rumah. Kadang dipanggil untuk menjaga rumah anak A yang lagi dinas kerja luar kota, atau rumah anak B yang sedang pesiar ke mancanegara.

Akh, gak tahu lagi istilah yang pantas untuk manusia. Manusia BELUM PUAS JUGA! Mengutip salah satu sajak seniman ternama, utusan manusia berpidato lantang bahwa bahkan kalo bisa manusia mau hidup sampai 1000 tahun lagi. Astaga?! Kali ini terjadilah perdebatan sengit antara malaikat dan manusia. Tiba-tiba utusan monyet menyela, “Sudah, sudah, kasih saja 15 tahun nyawa kami untuk manusia. Mereka juga sangat jahat terhadap kami. Sama seperti terhadap anjing, kalo lagi marah pada temannya, manusia suka berkata: “Hei monyeeeeet!”

Umur manusia bertambah lagi menjadi 85 berkat kebaikan hati monyet. Barangsiapa berumur 71-85 tahun, ingatlah bahwa nyawa Anda adalah nyawa monyet. Seperti halnya monyet melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lain, demikian pun Anda, melompat dari rumahsakit yang satu ke rumah sakit yang lain. Salah-salah, Anda jatuh, “mag-gedebuukkk”, terhempas ke tanah.

(Diceritakan oleh: Marco P. Sumampouw, MBA, MSHR/OD, Dosen Manajemen Sumberdaya Manusia, Magister Manajemen Untan, Pontianak)

No comments: