Tuesday, July 29, 2008

One Minute Wisdom



Apa itu “kebijaksanaan”? Bahasa Latin menyebutnya sapientia. Kata Latin ini punya kaitan dengan “pengertian”. Makna istilah Anglo-Saxon wisdom dapat disandingkan dengan kata Yunani sophia, yang pada awalnya mengacu kepada seni praktis. Biasanya dikatakan bahwa salah satu fungsi filsafat ialah mencari kebijaksanaan. Orang bisa saja memiliki banyak pengetahuan, namun tanpa kebijaksanaan, dia tetap dianggap orang bodoh yang berilmu. Dalam dunia yang sarat ketidakpastian, kita butuhkan suatu sense of direction. Dan kebijaksanaan menawarkannya. Kebijaksanaan memberi kita keutuhan dalam membantu memilih secara akurat dan atau menolak secara cermat, serta memberi arti kepada eksistensi manusia.

Bila kita mundur ke belakang, kita menemukan akar dari apa yang kita ketahui dalam bentuk data. Data adalah deskripsi dasar dari sesuatu, kejadian, dan aktivitas yang dicatat, diklasifikasi, atau disimpan. Setelah diolah untuk memberikan arti dan nilai bagi penerima, data menjadi informasi. Bila data dan atau informasi ini diolah lagi sehingga dapat menyampaikan pemahaman (understanding), pengalaman (experience), akumulasi pemelajaran (accumulated learning), dan keahlian (expertise), tia menjadi pengetahuan (knowledge). Bila pengetahuan tidak diekspresikan dan dibiarkan berada dalam pikiran individu sendiri, pengetahuannya hanya berupa tacit knowledge. Padahal, pengetahuan adalah anugerah! Karena pengetahuan itu diterima, maka tidak ada alasan untuk tidak memberi. Dengan memberi sebetulnya kita menerima. Maka sangat arif, bila tacit knowledge diekspresikan menjadi explicit knowledge. Moga-moga setelah knowledge itu teruji oleh kajian lebih dalam, tia akan menjadi kebijaksanaan (wisdom). Dengan kata lain, pengetahuan kita di-upgrade menjadi semacam scientia intuitiva (meminjam istilah Baruch Spinoza). Dengannya, kita melihat hal yang prinsipial dari segala sesuatu; melihat yang universal di dalam semua yang partikular.

Dalam blog ini saya menulis aneka buah pikiran berkaitan dengan ilmu manajemen, khususnya manajemen sumberdaya manusia. Di sela kembara pikiran, terkadang terasa perlu suatu penyeimbang terhadap orientasi ilmu ekonomi yang sarat dengan warna ambisi, maksimisasi, eksploitasi, dan sebagainya. Untuk itu saya mencoba memasukkan cerita, pengalaman, atau ajaran dari orang-orang bijak yang dikenal, entah itu dosen, buku, atau kitab-kitab suci agama-agama. Semua tulisan ini dikategorikan dalam Label: One Minute Wisdom. Diharapkan pembaca juga sudi mengirimkan cerita, kisah nyata, entah yang dialami sendiri atau dengar dari pengalaman orang lain, untuk memperkaya kategori ini. Kita bukanlah manusia pertama dan satu-satunya di dunia ini. Pengalaman berharga dari orang lain kiranya dapat menjadi pelajaran bagi hidup kita. Selamat membaca.

No comments: